Legenda Istana Niat Lima Laras Labuhan Batu

Istana Niat Lima Laras Batubara
Peninggalan Kerajaan Melayu yang Terlupakan

Bagi orang-orang tua zaman dulu yang tinggal di Kabupaten Asahan, Kota Kisaran, Tanjungbalai, dan Batubara, mungkin sering mendengar atau pun pernah mengunjungi Istana Niat Lima Laras yang merupakan salahsatu peninggalan sejarah kerajaan Melayu di Asahan.

Oleh: Syafruddin Yusuf

Pada tanggal 15 Juni 2007, Kabupaten Batubara resmi menjadi daerah tingkat II ke-26 Propinsi Sumut. Peresmian kabupaten baru hasil pemekaran dari Kabupaten Asahan. Kabupaten baru ini terdiri 7 kecamatan, 98 desa, 7 kelurahan, dengan jumlah penduduk 374.715 jiwa, di mana 25.837 jiwa di antaranya warga miskin.
Potensi yang dimiliki Kabupaten Batubara itu seperti, kelautan, pertanian dan perkebunan. Salah satu peninggalan atau lokasi sejarah tersebut yakni Kubah yang ada di Kecamatan Lima Puluh yang diyakini merupakan daerah asal mula terjadinya Batubara. Daerah Kubah ini merupakan lokasi makam Syekh Marabullah, merupakan pendiri Batubara.
Kabupaten Batubara merupakan daerah potensial untuk berkembang menjadi daerah industri. Betapa tidak, daerah Kuala Tanjung, salah satu desa di Kabupaten Batu Bara, telah ditetapkan menjadi Daerah Ekonomi Khusus. Ini merupakan pengembangan wilayah industri dari KIM (Kawasan Industri Medan). Sebagai Pioneer berkembangnya wilayah ini adalah PT Indonesia Asahan Aluminium (INALUM), perusahaan patungan antara perusahaan-perusahaan swasta Jepang dengan pemerintah Indonesia. Perusahaan peleburan aluminium ini merupakan pabrik peleburan aluminium satu-satunya di Asia Tenggara.
Selain itu, mengikuti jejak PT INALUM, berdiri juga PT Multimas Nabati Asahan (MNA) yang memproduksi minyak goreng Sania. Kemudian muncul lagi PT Domba Mas, yang kini masih tahap konstruksi. Kini menyusul lagi beberapa perusahaan besar, yang mungkin akan beroperasi dalam waktu dekat ini seperi PLTU, PT Dairi Prima, PT AAA, dan lain sebagainya. Selain itu, Kabupaten Batu Bara kaya akan hasil laut dan pertanian. Banyak terdapat perkebunan yang terbentang.
Di Kabupaten Batubara yang merupakan pemekaran dari Kabupaten Asahan, pernah hadir suatu kerajaan yang sampai sekarang bangunannya masih berdiri, namun sayang kurang mendapatkan perawatan dari pemerintah setempat baik itu dari Kabupaten Induk yakni Kabupaten Asahan, Kabupaten Batubara, dan pemerintah provinsi.
Namun kini, sejak Batubara di mekarkan menjadi kabupaten, secara otomatis yang bertanggung jawab untuk merawat sejarah kebesaran kerajaan Melayu ini adalah Pemkab Batubara dan Pemkab Asahan sebagai kabupaten induk.
Berdasarkan Peraturan Bupati Batu Bara Nomor 3 Tahun 2007 ditetapkan bahwa hari jadi Kabupaten Batu Bara adalah pada tanggal 8 Desember 2006 sesuai dengan Persetujuan Bersama DPR RI dengan Presiden RI yang memutuskan undang-undang tentang pembentukan Kabupaten Batu Bara.
Istana Niat Lima Laras merupakan kisah kerajaan Melayu yang tak pernah tertulis di buku sejarah sekolah. Tentang sebuah kemegahan masa lalu, yang bahkan tak terdengar selalu.
Istana Lima Laras adalah sejarah yang terlupakan. Namanya kalah tenar ketimbang Istana Maimun di Medan. Walau tidak kokoh benar, Istana Lima Laras masih berdiri di Desa Lima Laras, Kecamatan Tanjung Tiram, Kabupaten Asahan yang kini menjadi Kabupaten Batubara. Sekitar 136 kilometer sebelah tenggara kota Medan.
Tertarik akan keberadaan banguna sejarah yang teronggok tanpa mendapatkan perhatian serius dari Pemkab Asahan, Batubara, dan Provinsi Sumatera Utara, akhirnya penulis mencoba untuk menelusuri sejarah tentang awal berdirinya kerajaan ini.
Sepintas dari depan terlihat warna hijau bangunan istana sudah kusam. Istana berlantai empat yang dibangun tahun 1912 itu sudah lapuk dimakan zaman dan tak menarik lagi dikunjungi. Mungkin karena kondisinya itu juga maka dalam brosur pariwisata Sumatera Utara, istana Lima Laras tidak tercantum lagi sebagai salah satu objek wisata. (bersambung)

0 komentar:

Posting Komentar